Sabtu, 22 Februari 2020

Menghitung Lama Rawat Pasien Dipindahkan - Sensus Harian Rawat Inap

07.25

Hal Yang harus diperhatikan saat sensus pasien Transfer in atau Out .

Petugas Staf Rawat Inap Sedang Melakukan Sensus

Apa itu pasien dipindahkan ?

Pasien dipindahkan atau transfer out adalah pasien rawat inap yang keluar dari suatu ruangan inap menuju ke ruangan rawat inap lain yang masih dalam internal rumah sakit . Misalnya seorang pasien dirawat di ruangan Dahlia dan dipindahkan ke ruangan ICU.

Apakah pasien dipindahkan termaksud pasien keluar ?

Secara umum pasien dipindahkan bukanlah kategori pasien keluar karena masih berstatus sebagai pasien rawat inap di rumah sakit. Hanya saja jika sensus dilakukan per ruangan maka pasien dipindahkan dikategorikan sebagai pasien keluar untuk ruangan tersebut bukan sebagai pasien keluar rumah sakit.

Apakah pasien dipindahkan dihitung lama rawatnya ?

Karena pasien dipindahkan adalah pasien keluar dari suatu ruangan maka pasien tersebut harus dihitung lama rawatnya .  contoh :

Sensus Ruangan Mawar Tanggal 6 / 2 / 2020
Pasien Dipindahkan
NORM
Tanggal Masuk
Lama rawat
Ke ruangan
Wulan Sabit
08-00-01
2/2/2020
4 Hari
Dahlia

Kesalahan dalam menghitung lama rawat pasien dipindahkan ?

Ada beberapa kesalahan yang bias terjadi saat sensus dan menghitung lama rawat pasien dipindahkan . Yaitu sensus tidak dilakukan secara seragam disemua ruangan. Tanggal dipindahkan dan tanggal pindahan sensus pasien tidak sama sehingga jika total keseluruhan lama rawat pasien dipindahkan hasilnya kurang satu hari . dan ini bisa dikategorikan kerugian rumah sakit.

Contoh kasus :

Pasien bernama Harum Memawangi masuk di ruangan Mawar pada tanggal 12/2/2020 lalu pasien dipidahkan ke ruangan Dahlia . diruang dahlia tercatat masuk 16/2/2020 dan keluar tanggal 20/2/2020 .Sedangkan Pasien Harum Mewangi tercatat keluar dari ruangan Mawar pada tanggal 15/2/2020.

Kesalahan dari kasus diatas adalah tanggal keluar dari mawar tidak sama dengan tanggal masuk diruangan dahlia. 

Ruangan Mawar
Pasien Dipindahkan
Tanggal Masuk
Tanggal keluar
Lama Rawat
Harum Mewangi
12/2/2020
15/2/2020
3 hari

Ruangan Dahlia
Pasien Pindahan
Tanggal Masuk
Tanggal keluar
Lama Rawat
Harum Mewangi
16/2/2020
20/2/2020
4 hari


Sehingga total lama rawat pasien Harum Mewangi adalah = Lama Rawat Mawar + lama Rawat Dahlia =  3 hari +  4 hari = 7 hari

Seharusnya pasien Harum Mewangi memiliki lama  rawat 8 Hari

Pasien
Tanggal masuk
Tanggal keluar
Lama rawat
Harum Mewangi
12/2/2020
20/2/2020
8 hari

Ruangan Mawar
Pasien Dipindahkan
Tanggal Masuk
Tanggal keluar
Lama Rawat
Harum Mewangi
12/2/2020
15/2/2020
3 hari

Ruangan Dahlia
Pasien Pindahan
Tanggal Masuk
Tanggal keluar
Lama Rawat
Harum Mewangi
15/2/2020
20/2/2020
5 hari

Jadi kesimpulannya :

Untuk menghindari kesalahan perhitungan diatas adalah bahwa tanggal dipindahkan harus sama dengan tanggal pindahan . Bahwa petugas atau perawat disetiap ruangan rawat inap sama waktunya melakukan sensus dan juga harus memperhatikan jam transfer pasien . Misalnya pasien dipindahkan pukul 11:55 Malam lalu masuk ruangan jam 12:10 malam . Tentu meski hanya berbeda menit tapi itu sudah masuk kategori tanggal yang berbeda .

Kenapa sensus harus dilakukan seragam atau setelah jam 11:59 malam disetiap ruangan ?


Untuk menghindari kesalahan sensus pada pasien transfer in ( Pindahan ) atau Transfer Out ( Dipindahkan ). Misalnya ruangan Mawar melakukan sensus jam 10 malam sementara dari ruang mawar ada pasien dipindahkan ke dahlia pada jam 11 malam. Tentu pasien dipindahkan ini tidak akan tercatat dalam sensus.



Kamis, 05 Desember 2019

Cara Membuat Grafik Barber Johnson dengan Excel Scatter Chart

22.16

Tutorial Terbaru Cara membuat Grafik Barber Johnson Dengan Microsoft Office Excel 2016 dengan Fitur Scatter Chart


 

Dalam Video Tutorial ini kita akan membuat grafik barber johnson dengan aplikasi office excel dengan fitur scatter chart atau grafik kordinat. tujuan akhir video ini adalah penonton dapat memahami. 1. Menghitung nilai BOR , BTO,AVLOS,TOI. 2. Mengubah Nilai BOR , BTO , AVLOS,TOI kedalam nilai kordinat. 3. Memasukan nilai kordinat dari 4 indikator diatas kedalam grafik barber johnson. 4. Mengetahui cara penggunaan grafik kordinat di excel 5. Dapat mengedit grafik scatter. 6. mampu membuat daerah efisien si kedalam grafik scatter. BOR = merupakan angka yang menunjukan prosentase penggunaan TT unit rawat inap. AVLOS = Yaitu rata-rata jumlah hari pasien rawat inap yang tinggal di ru—mah sakit, tidak termasuk bayi baru lahir. TOI = Digunakan untuk menentukan lamanya rata-rata tempat tidur kosong antara pasien keluar atau mati dengan pasien masuk. BTO Adalah beberapa kali satu tempat tidur dipakai oleh pasien dalam periode tertentu. Nb : Jika ada pertanyaan atau masih bingun dengan tutorial ini silahkan komen atau hubungi saya di kontak email amaljariyau@gmail.com

Senin, 24 September 2018

Contoh Format SPO Pencabutan AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

23.21

Contoh Format Standar Prosedur Operasional Pencabutan AKDR Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

SPO Pencabutan AKDR- Pikesstikpan.blogspot.com
Ilustrasi Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim - Sumber Pexel

Download format SPO Pencabutan AKDR- amirullahyusu.blogspot.com
Download Format SPO Pencabutan AKDR PDF


Konseling pra pencabutan
1.    Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
2.    Tanyakan tujuan dari kunjungannya
3.    Tanyakn apa alasannya ingin mencabut AKDR tersebut dan jawab semua pertanyaanya
4.    Tanyakan tujuan reproduksi ( KB ) selajutnya ( apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
5.    Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan

Tindakan pra pencabutan
6.   Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air
7.   Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
8.   Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun,keringkan dengan kain bersih
9. Pakai sarung tangan DTT yang baru
10.  Atur penempatan peralatan dan bahan bahan yang akan di pakai dala wadah steril atau DTT

Prosedur pencabutan
11.  Lakukan pemeriksaan bimanual :
Ø  Pastikan gerakan serviks bebas
Ø  Tentukan besar dan posisi uterus
Ø  Pastikan tdk ada infeksi atau tumor pada adneksa
12.  Pasang spekulum vagina untuk melihat serviks
13.  Usap vagina dan serviks dengan larutan
14.  Jepit benang yang dekat dengan klem
15.  Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati hati untuk mengeluarka AKDR
16.  Tunjukkan AKDR tersebut pada klien,kemudian rendam dakam larutan klorin 0,5%
17.  Keluarkan spekulum dengan hati hati


Tindakan pasca pencabutan
18. rendam semua peralatan yang sudah di pakai dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
19.buang bahan bahan yang sudah tdk di pakai lagi (kasa,srung tangan sekali pakai )ketempat yang sudah di sediakan.
20.celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,kemudian lepaskan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin tersebut
21.cuci tangan dengan air dan sabun
22.amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan pasien pulang


Konseling pasca pencabutan
23.diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah ( misalnya perdarahan yang lama atau rasa nyeri pada perut atau panggul )
24.minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah di berikan
25.jawab semua pertanyaan klien
26.ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang tersedia dan risiko keuntungan dari masing masing alat kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak klahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya
27.bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara sampai dapat memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan di pakai
28.buat rekam medik tentang pencabutan AKDR

1.    Poli kandungan

=>>>> Baca Juga SPO Pemasangan AKDR 

PEMBAHASAN PSIKOLOGI KESEHATAN DASAR

05.33

MATERI PSIKOLOGI KESEHATAN DASAR

psikologi dasar
PSIKOLOGI DASAR KESEHATAN 


A.      PSIKOLOGI KESEHATAN

       Seperti yang kita lihat pada pembahasan diatas, renovasi-renovasi di dalam pendekatan-pendekatan memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin psikologi sendiri. Karena adanya minat terhadap bidang baru ini, suatu disiplin ilmu baru muncul. Definisi psikologi kesehatan mencakup definisi sebagai berikut :
1.
Psikologi kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan penerapan dari kesehatan ini.
2.
Penekanan pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan (promosi kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan makro dan menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
3.
Banyak bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang psikologi kesehatan.


B.POLA PERILAKU

Penelitian-penelitian yang terbaru banyak dilakukan untuk meneliti factor-faktor kepribadian dan atau pola-pola perilaku sebagai factor resiko untuk penyakit jantung koroner dan penyakit kardiovaskuler.
1.
Perilaku tipe A Tipe A pertama kali digambarkan secara jelas dan diukur oleh Friedman dan Rosenman di tahun 1959. aslinya hal ini digambarkan sebagai gaya perilaku dan emosi. Sekarang beberapa penulis memandang tipe A sebagai cirri sifat kepribadian yang pasti, sementara yang lain menggambarkan hal ini sebagai pola penggiatan perilaku yang kuat dan terus menerus yang biasanya merupakan dimulai dari diri sendiri. Tipe A meliputi disposisi perilaku, perilaku dan rsepon emosional yang khusus. Kebanyakan para penulis setuju dengan adanya tiga ciri-ciri utama tipe A :

a.
Orientasi persaingan prestasi, ambisius, kritis terhadap diri sendiri.
b.
Urgensi waktu, berjuang melawan waktu, tidak sabaran, melakukan pekerjaan berbeda-beda dalam waktu yang sama.
c.
Permusuhan, mudah marah, kadang-kadang agresif. Khususnya selama 20 tahun pertama dan publikasi dan riset, nampaknya tipe A mempunyai hubungan kuat dengan CHD. Laki-laki tipe A mempunyai resiko
2. 
 kali lipat untuk mengalami CHD. Sebagai tambahan, orang-orang tipe A memiliki gaya coping terhadap stress yang berbeda dan lebih cenderung untuk menggunakan control terhadap lingkungan mereka. Bagaimanapun sejak tahun 1980-an hasil-hasil riset menjadi lebih membingungkan dan banyak peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan antara perilaku tipe A dan penyakit jantung koroner sama sekali. Walaupun besarnya kesulitan-kesulitan dalam pengukuran perilaku tipe A, malahan definisi operasional perlu diperkuat dan penelitian epidemiologis masa depan harus mengusahakan secara prospektif memvalidasi komponen-komponen tipe A melawan perkembangan CHD. Tipe A juga telah diteliti pada anak-anak dan remaja. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak tipe A lebih reaktif terhadap stress daripada anak-anak yang non tipe A. Pada umunya, anak-anak pria lebih memiliki kemungkinan meniru perilaku tipe A dan orang tua mereka daripada anak-anak perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa tipe A berkembang sebagai interaksi antara keturunan dan gaya pengasuhan. Selanjutnya Nay & Wagner mengetahui bahwa anak-anak tipe A memiliki harga diri lebih rendah, lebih eksternal locus of controlnya dan tingkat kecemasan lebih tinggi daripada teman-teman yang bukan tipe A. Mekanisme coping terhadap stress dan tipe kognisi juga mungkin berbeda antara subjek tipe A dan tipe B.
Kepribadian ketabahan Hardiness Tipe kepribadian atau pola perilaku lain yang sering dibicarakan akhir-akhir ini adalah ketabahan (hardiness atau hardy personality) sebuah gagasan konsep dari kobasa. Konseptualisasinya tentang hardiness sebagai tipe kepribadian yang penting sekali pada perlawanan terhadap stress, didapat dari teori eksistensial kepribadian. Dia mulai dengan adanya perbedaan-perbedaan interpersonal dalam control pribadi dan mengkombinasikan variable ini dengan yang lain, agar dapat dihasilkan tipe kepribadian yang lebih komprehensif. Hardiness memasukkan tiga sifat dasar :
a.
Kontrol pribadi
b.
Komitmen; tingkat keterlibatan dalam peristiwa-peristiwa, aktivitas-aktivitas dan orang-orang.
c.
Tantangan; kecenderungan memandang adanya perubahan sebagai suatu kesempatan untuk tumbuh dan bukan suatu ancaman keselamatan.
Hardiness dianggap menjaga seseorang tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian hidup yang penuh stress. Meskipun Kobasa sendiri dan ahli lain menekankan bukti penelitian yang kuat yang mendukung keadaan dan relevansi hardiness, ada juga banyak kritik. Kritikan yang diberikan pada kepribadian tipe A berlaku pul untuk tipe hardiness; operasionalisasi komponen tersebut nampak sulit, tidak semua dari komponen membantu prediksi hasil kesehatan (misalnya tantangan) dan masalah utama tentang perannya penengah dalam kondisi dan perilaku kesehatan seseorang tidak terjawab dengan tuntas.
3.
Lain-lain Optimisme dan perasaan pertalian akhir-akhir ini telah untuk melihat kemampuannya dalam ramalan penyembuhan pembedaan. Keduanya ditemukan sangat mampu meramalkan perbaikan dalam aspek-aspek positif dari penyembuhan setelah mengontrol tingkat pre pembedahan. Perasaan pertalian ditemukan menjadi predictor lebih penting dari pada optimisme dalam konteks ini. Bagaimanapun kedua factor kepribadian ini tidak memprediksikan perbaikan dalam penderitaan atau nyeri, dekat dengan factor perasaan pertalian adalah konsep integrity. Sampai sekarang tipe kepribadian yang lain belum dapat dijelaskan dengan gambling seperti halnya tipe A dan tipe ketabahan. Jelaskan, ditemukan banyak overlap antara konsep tersebut dan metode ukuran kurang konsisten. Disamping itu, masih ada kebutuhan untuk penelitian prospektif yang menyelidiki kualitas interaktif dari factor kepribadian tersebut, dengan variable kepribadian lainnya dan variable lingkungan. Kami akan memberi satu contoh yang menggambarkan kompleksitas factor-faktor kepribadian tersebut. Telah dinyatakan bahwa aspek-aspek hardiness meliputi aspek optimisme. Dalam gilirannya, optimisme telah diteliti dari perspektif atribusi; beberapa pengarang menyatakan bahwa optimisme dikaitkan dengan gaya atribusi seseorang. Atribusi-atribusi pada gilirannya, dikaitkan dengan keinginan untuk mengontrol lingkungan. Dan ini sebenarnya merupakan satu dari konsep dasar hardiness. Jadi, melangkah dari satu gaya kepribadian ke gaya kepribadian lain, kita tinggal dalam lingkaran setan. Jelaslah masih perlu banyak penelitian untuk menjelaskan hubungan antara tipe-tipe kepribadian dengan hasil kesehatan.

C.TERMINOLOGI KESEHATAN


Kesehatan adalah salah satu konsep yang telah sering digunakan namun sukar dijelaskan artinya. Factor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit. Meskipun begitu, kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa definisi kesehatan apapun harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan sosiokultural. Secara harfiah, konsep ini adalah suatu idealisasi yang tidak menganggap bahwa tidak tercapainya kesejahteraan yang sementara merupakan kekuatan yang mendorong perilaku manusia dalam kehidupan yang normal. Konsep ini kurang memandang kesehatan sebagai suatu proses dan tidak memiliki kesamaan dengan komponen khusus kesehatan. Meskipun demikian, dengan merubah focus terhadap aspek positif kesehatan dan memperluas lingkup dimensionalnya, definisi WHO memberikan pengaruh yang besar.

D.        PENYAKIT – KESAKITAN


Penyakit (disease) dan kesakitan (illness), meskipun sangat berkaitan satu dengan yang lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan yang fundamental dan konsepsional tentang periode sakit. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki suatu organ, sedang “illness” adalah sesuatu yang dimiliki seseorang. Kesakitan adalah respon subyektif dari pasien serta rsepon di sekitarnya, terhadap keadaan tidak sehat. Tidak hanya memasukkan pengalaman tidak sehatnya saja, tapi juga arti pengalaman tersebut bagi dia. Justru arti inilah menentukan bahwa penyakit atau gejala yang sama, bisa ditafsirkan secara sangat berbeda oleh dua pasien yang berasal dari budaya yang berbeda. Hal ini juga akan mempengaruhi perilaku mereka selanjutnya serta jenis perawatan yang dicari.

E.        PERILAKU KESEHATAN


Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. Sebagai tambahan, definisi komprehensif Gochman merangkum beberapa definisi dan atau klasifikasi perilaku kesehatan yang lain. Di Indonesia istilah “perilaku kesehatan” sudah lama dikenal dalam 15 tahun akhir-akhir ini konsep-konsep di bidang perilaku yang berkaitan dengan kesehatan ini sedang berkembang dengan pesatnya. Khususnya, di bidang antropogi medis dan kesehatan masyarakat. Haruslah dicatat bahwa istilah perilaku kesehatan dapat menimbulkan beberapa kesimpangsiuran. Istilah ini dapat memberikan pengertian bahwa kami hanya berbicara mengenai perilaku yang secara sengaja dilakukan dalam kaitannya dengan kesehatan. Kenyataannya banyak sekali perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, bahkan seandainya seseorang tidak mengetahuinya atau melakukannya dengan alas an yang sama sekali berbeda. Sebagai contoh, seseorang mungkin melakukan olahraga hanya untuk mengadakan hubungan social, bukan untuk menjaga kesehatan. Atau gosok gigi karena kebiasaan bukan karena alasan kesehatan.

F.         STATUS KESEHATAN
Status kesehatan adalah keadaan kesehatan pada waktu tertentu. Karena itu, status kesehatan tidak sama dengan perilaku kesehatan. Bagaimanapun, menurut Cochman, persepsi seseorang terhadap status atau persepsi peningkatan, kesembuhan atau perubahan lain pada status kesehatan adalah perilaku kesehatan.
G.        FAKTOR RESIKO DAN FAKTOR PROTEKTIF
Faktor Resiko Dalam bidang kesehatan, konsep factor resiko (dan perilaku beresiko, kelompok beresiko) merupakan konsep kunci dalam penelitian, peningkatan teori serta pencegahan dan promosi kesehatan. Dulu, penggunaan konsep resiko merupakan biomedis yang memantulkan perhatian akan hasil yang merugikan yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Sebagai contoh, hipertensi dan kolesterol berserum tinggi merupakan factor resiko bagi penyakit kardiovaskuler.


PENUTUP


 
A. KESIMPULAN

Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya. Maupun kesehatan mental remaja. Remaja yang salah penyesuaian dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan obat terlarang dan zat adiktif.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja tidak selalu dapat tertangani secara baik. Oleh karena itu ada perlunya pengawasan dari orang tua serta bimbingan dan dorongan untuk memikul tanggung jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya. Menurut pakar Psikologi strategi menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan keseimbangan jiwa remaja.

BB. SARAN

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.


Download Contoh Format SPO Pemasangan AKDR ( Alat Kotrasepsi Dalam Rahim )

00.56
SPO AKDR https://pikesstikpan.blogspot.com/
Prosedur Pemasangan Alat Kotrasepsi Dalam Rahim / Sumber Pexel.com


Standar Prosedur Operasional Pemasangan AKDR atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim beserta contoh format dalam PDF.

Berikut adalah isi Prosedur Pemasangan AKDR :

Konseling awal

1.   Menyapa klien dengan senyum ramah dan perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan kedatangannya
2.   Berikan inforasi umum tentang keluarga berencana
3.   Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan keuntungan keterbatasan dari masing masing jenis kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontak dan metode reversible ) :
  •     Tunjukan di mana dan bagaimana alkon tersebut di gunakan
  •     Jelaskan bagaimana cara kerja alkon
  •     Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang mungkin akan di alami
  •     Jelaskan efek samping yang umumnya sering di alami oleh klien

4.      Jelaskan apa yang bisa di peroleh dari kunjungannya.

Konseling metode khusus


1.   Berikan jaminan akan kerahasiaaan yang di perlukan klien
2.   kumpulkan data pribadi klien ( nama,alamat dan sebagainya )

3.   banyakan tujuan reproduksi ( KB ) yang di inginkan ( apakah klien ingin mengatur jarak kelahiran atau ingin membatasi jumlah anak )

4.   tanyakan agama atau kepercayaan yang di anut klien,yang mungkin menentang salah satu metode KB.

5.   Diskusikan kebutuhan,pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sifat yang simpatik.

6.      Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat.

7.      Jelaskan kemungkinan kemungkinan efek samping AKDR Cu T 380 A, sampai benar benar di mengerti oleh klien


 Konseling pra pemasangan dan seleksi klien


8.    Lakukan seleksi klien ( anamneses ) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan AKDR

Riwayat kesehatan reproduksi
·         Tanggal haid terakhir,lama haid dan pola perdarahan haid
·         Paritas dan riwayat persalinan terakhir
·         Riwyat kehamilan ektopik
·         Nyeri yang hebat setiap haid
·         Anemia yang berat ( hb<9 gr persen atau hematokrit <30)
·         Riwayat infeksi sistem genetalia (ISG),penyakit menular seksual ( PMS )atau infeksi panggul
·         Berganti ganti pasangan ( risiko ISG tinggi )
·         Kanker serviks
9.    Jelaskan bahwa perlu pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang akan di lakukan dan persilahkan pasien mengajukan pertanyaan

Pemeriksaan panggul


14. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemihnya dan  mencuci area genetalia dengan menggunakan sabun dan air.
15.Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,keringkan dengan kain bersih
16.Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan
17.Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri,benjolan atau kelainan lainnya di daerah supra publik
18.Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul
19.Atur arah suber cahaya untuk melihat serviks
20.Pakai sarung tangan DTT
21.Atur penempatan peralatan dan bahan bahan yang akan di gunakan dalam wadah steril atau DTT
22.Lakukan inspeksi pada genetalia eksterna
23.palpasi kelenjar skene dan bartolin amati adanya nyeri atau duh ( discharge ) vagina
24.Masukkan spekulum vagina
25.Lakukan pemeriksaan inspekulo :
·         Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
·         Inspeksi servik

26.Keluarkan dengan hati hati dan letakkan kembali pada tempat     semuladengan tidak menyentuh peralatan lain yang belum di gunakan

27.Langkah pemeriksaan bimanual :
·         Pastikan gerakan serviks bebas
·         Tentukan besar dan posisi uterus
·         Pasrtikan tidak ada kehamilan
·         Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada adnegsa

28.Lakukan pemeriksaan rektovaginal ( bila ada indikasi ) :
·         Kesulitan menentukan besar uterus retroversi
·         Adanya tumor pada kavum douglasi
29. Celupkan dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5 persen kemudian buka secara terbalik dan rendam dalam lartan klorin

Tindakan pra pemasangan


30.jelaskan proses pemasangan AKDR dan apa yang klien rasakan  pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
31.masukkan lengan AKDR Cu T 380 A di dalam kemasan sterilnya :
·         Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat kebelakang
·         Masukkan pendorong kedalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak steril
·         Letakkan kemasan pada tempat yang datar
·         Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR
·         Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong tabung inserter sampai ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
·         Setelah lengan melipat sampai menyentuh tabung inserter,tarik inserter dari bawah lipatan lengan
·         Angkat sedikit tabung inserter,dorong dan putar untuk memasukkan lengan AKDR yang sudah terlipat tersebut kedalam tabung inserter


Prosedur pemasangan AKDR


32.pakai sarung tangan DTT yang baru

33.pasang spekulum vagina untuk melihat serviks

34.usap vagina dan serviks dengan laruta antiseptik 2 sampai 3 kali

35.jepit serviks dengan tenakulum secara hati hati ( takik pertama )
36.masukkan sonde uterus dengan teknik “tidak menyentuh“ ( no touch chnique ) yaitu secara hati hati memasukka sonde kedalam vakum uteri dengan sekali masuk tampa menyentuh dinding vagina ataupun bibir spekulum 
37.tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan keluarkan sonde
38.ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter yang masuh berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter,kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
39.angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril,hati hati jangan sampai pendorongnya terdorong
40.pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi horizontal ( sejajar lengan AKDR ).sementara melakukan tarikan hati hati pada tenakulum, masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
41.pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan
42.lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan tehknik withdrawal yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap tahan pendorongu terasa
43.keluarka pendorong , kemudian tabung inserter di dorong kembali ke serviks sampai leher biru menyentuh serviks atau teras adanya tahanan
44.keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang AKDR krang lebih 3-4 cm
45.keluarkan seluruh tabung inserter buang ketempat sampah terkontaminasi
46.lepaskan tenakulum dengan hati hati,rendam dalam larutan klorin 0,5 persen
47.periksa serviks dan bila ada perdarhan dari tempat bekas jepitan tenakulum,tekan dengan kasa selama 30-60 detik
48.keluarkan spekulum dengan hati hati,rendam dala larutan klorin 0,5 %

Tindakan pasca pemasangan


49.rendam seluruh peralatan yang sudah di pakai dalam larutan klorin 0,5 %selama 10 menit untuk dekontaminasi
50.buang bahan bhana yang sudah tidak di pakai buang bahan bahan yang sudah tidak di paakai lagi (kasa,sarung tangan sekali pakai ) ke tempat yang sudah di sediakan
51.celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam klorin 0,5%,bersihkan cemaran pada sarung tangan,buka secara terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
52.cuci tangan dengan air dan sabun
53.pastikan klien tidak mengalami keram hebat dan amatis selama 15 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

Konseling pasca pemasangan


54.ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan harus di lakukan

55.jelaskan pada klien apa yang harus di lakukan bila mengalami efek samping

56.beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol

57.ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380 A adalah 10 tahun

58.yakinkan klien bahwa ia dapat datang di klinik setiap saat bila memerlukan konsultasi,pemeriksaan medik atau bila menginginkan alat AKDR tersebut di cabut

59.minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah di berikan

60.lengkapi reka medik dan kartu AKDR untuk klien

Download File PDF Format SPO AKDR