MATERI PSIKOLOGI KESEHATAN DASAR
PSIKOLOGI DASAR KESEHATAN |
A. PSIKOLOGI KESEHATAN
Seperti yang
kita lihat pada pembahasan diatas, renovasi-renovasi di dalam
pendekatan-pendekatan memiliki reaksi yang keras terhadap disiplin psikologi
sendiri. Karena adanya minat terhadap bidang baru ini, suatu disiplin ilmu baru
muncul. Definisi psikologi kesehatan mencakup definisi sebagai berikut :
1.
|
Psikologi
kesehatan menyangkut bagian khusus dari bidang ilmiah psikologi yang
memfokuskan pada studi perilaku yang memiliki kaitan dengan kesehatan dan
penerapan dari kesehatan ini.
|
2.
|
Penekanan
pada peran perilaku yang normal di dalam mempromosikan kesehatan (promosi
kesehatan dan pencegahan dasar) pada level mikro, meso dan makro dan
menyembuhkan penyimpangan kesehatan.
|
3.
|
Banyak
bidang psikologi yang berbeda dapat memberikan sumbangan kepada bidang psikologi
kesehatan.
|
B.POLA PERILAKU
Penelitian-penelitian yang terbaru banyak
dilakukan untuk meneliti factor-faktor kepribadian dan atau pola-pola perilaku
sebagai factor resiko untuk penyakit jantung koroner dan penyakit
kardiovaskuler.
1.
|
Perilaku tipe
A Tipe A pertama kali digambarkan secara jelas dan diukur oleh Friedman dan
Rosenman di tahun 1959. aslinya hal ini digambarkan sebagai gaya perilaku dan
emosi. Sekarang beberapa penulis memandang tipe A sebagai cirri sifat
kepribadian yang pasti, sementara yang lain menggambarkan hal ini sebagai
pola penggiatan perilaku yang kuat dan terus menerus yang biasanya merupakan
dimulai dari diri sendiri. Tipe A meliputi disposisi perilaku, perilaku dan
rsepon emosional yang khusus. Kebanyakan para penulis setuju dengan adanya
tiga ciri-ciri utama tipe A :
|
||||||
2.
|
kali lipat untuk mengalami CHD. Sebagai
tambahan, orang-orang tipe A memiliki gaya coping terhadap stress yang
berbeda dan lebih cenderung untuk menggunakan control terhadap lingkungan
mereka. Bagaimanapun sejak tahun 1980-an hasil-hasil riset menjadi lebih
membingungkan dan banyak peneliti tidak menemukan hubungan yang signifikan
antara perilaku tipe A dan penyakit jantung koroner sama sekali. Walaupun
besarnya kesulitan-kesulitan dalam pengukuran perilaku tipe A, malahan
definisi operasional perlu diperkuat dan penelitian epidemiologis masa depan
harus mengusahakan secara prospektif memvalidasi komponen-komponen tipe A
melawan perkembangan CHD. Tipe A juga telah diteliti pada anak-anak dan
remaja. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak tipe A lebih reaktif
terhadap stress daripada anak-anak yang non tipe A. Pada umunya, anak-anak
pria lebih memiliki kemungkinan meniru perilaku tipe A dan orang tua mereka
daripada anak-anak perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa tipe A berkembang
sebagai interaksi antara keturunan dan gaya pengasuhan. Selanjutnya Nay &
Wagner mengetahui bahwa anak-anak tipe A memiliki harga diri lebih rendah,
lebih eksternal locus of controlnya dan tingkat kecemasan lebih tinggi
daripada teman-teman yang bukan tipe A. Mekanisme coping terhadap stress dan
tipe kognisi juga mungkin berbeda antara subjek tipe A dan tipe B.
|
||||||
Kepribadian
ketabahan Hardiness Tipe kepribadian atau pola perilaku lain yang sering
dibicarakan akhir-akhir ini adalah ketabahan (hardiness atau hardy
personality) sebuah gagasan konsep dari kobasa. Konseptualisasinya tentang
hardiness sebagai tipe kepribadian yang penting sekali pada perlawanan
terhadap stress, didapat dari teori eksistensial kepribadian. Dia mulai
dengan adanya perbedaan-perbedaan interpersonal dalam control pribadi dan
mengkombinasikan variable ini dengan yang lain, agar dapat dihasilkan tipe
kepribadian yang lebih komprehensif. Hardiness memasukkan tiga sifat dasar :
|
|||||||
Hardiness
dianggap menjaga seseorang tetap sehat walaupun mengalami kejadian-kejadian
hidup yang penuh stress. Meskipun Kobasa sendiri dan ahli lain menekankan
bukti penelitian yang kuat yang mendukung keadaan dan relevansi hardiness,
ada juga banyak kritik. Kritikan yang diberikan pada kepribadian tipe A
berlaku pul untuk tipe hardiness; operasionalisasi komponen tersebut nampak
sulit, tidak semua dari komponen membantu prediksi hasil kesehatan (misalnya
tantangan) dan masalah utama tentang perannya penengah dalam kondisi dan
perilaku kesehatan seseorang tidak terjawab dengan tuntas.
|
|||||||
3.
|
Lain-lain
Optimisme dan perasaan pertalian akhir-akhir ini telah untuk melihat
kemampuannya dalam ramalan penyembuhan pembedaan. Keduanya ditemukan sangat
mampu meramalkan perbaikan dalam aspek-aspek positif dari penyembuhan setelah
mengontrol tingkat pre pembedahan. Perasaan pertalian ditemukan menjadi
predictor lebih penting dari pada optimisme dalam konteks ini. Bagaimanapun
kedua factor kepribadian ini tidak memprediksikan perbaikan dalam penderitaan
atau nyeri, dekat dengan factor perasaan pertalian adalah konsep integrity.
Sampai sekarang tipe kepribadian yang lain belum dapat dijelaskan dengan
gambling seperti halnya tipe A dan tipe ketabahan. Jelaskan, ditemukan banyak
overlap antara konsep tersebut dan metode ukuran kurang konsisten. Disamping
itu, masih ada kebutuhan untuk penelitian prospektif yang menyelidiki
kualitas interaktif dari factor kepribadian tersebut, dengan variable
kepribadian lainnya dan variable lingkungan. Kami akan memberi satu contoh
yang menggambarkan kompleksitas factor-faktor kepribadian tersebut. Telah
dinyatakan bahwa aspek-aspek hardiness meliputi aspek optimisme. Dalam
gilirannya, optimisme telah diteliti dari perspektif atribusi; beberapa
pengarang menyatakan bahwa optimisme dikaitkan dengan gaya atribusi
seseorang. Atribusi-atribusi pada gilirannya, dikaitkan dengan keinginan
untuk mengontrol lingkungan. Dan ini sebenarnya merupakan satu dari konsep
dasar hardiness. Jadi, melangkah dari satu gaya kepribadian ke gaya
kepribadian lain, kita tinggal dalam lingkaran setan. Jelaslah masih perlu
banyak penelitian untuk menjelaskan hubungan antara tipe-tipe kepribadian
dengan hasil kesehatan.
|
C.TERMINOLOGI KESEHATAN
Kesehatan
adalah salah satu konsep yang telah sering digunakan namun sukar dijelaskan
artinya. Factor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan,
kesakitan dan penyakit. Meskipun begitu, kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa
definisi kesehatan apapun harus mengandung paling tidak komponen biomedis,
personal dan sosiokultural. Secara harfiah, konsep ini adalah suatu idealisasi
yang tidak menganggap bahwa tidak tercapainya kesejahteraan yang sementara
merupakan kekuatan yang mendorong perilaku manusia dalam kehidupan yang normal.
Konsep ini kurang memandang kesehatan sebagai suatu proses dan tidak memiliki
kesamaan dengan komponen khusus kesehatan. Meskipun demikian, dengan merubah
focus terhadap aspek positif kesehatan dan memperluas lingkup dimensionalnya,
definisi WHO memberikan pengaruh yang besar.
D. PENYAKIT – KESAKITAN
Penyakit
(disease) dan kesakitan (illness), meskipun sangat berkaitan satu dengan yang
lainnya, namun mencerminkan suatu perbedaan yang fundamental dan konsepsional
tentang periode sakit. Jadi penyakit adalah sesuatu yang dimiliki suatu organ,
sedang “illness” adalah sesuatu yang dimiliki seseorang. Kesakitan adalah
respon subyektif dari pasien serta rsepon di sekitarnya, terhadap keadaan tidak
sehat. Tidak hanya memasukkan pengalaman tidak sehatnya saja, tapi juga arti
pengalaman tersebut bagi dia. Justru arti inilah menentukan bahwa penyakit atau
gejala yang sama, bisa ditafsirkan secara sangat berbeda oleh dua pasien yang
berasal dari budaya yang berbeda. Hal ini juga akan mempengaruhi perilaku
mereka selanjutnya serta jenis perawatan yang dicari.
E. PERILAKU KESEHATAN
Definisi
tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan
jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur
secara tidak langsung. Sebagai tambahan, definisi komprehensif Gochman
merangkum beberapa definisi dan atau klasifikasi perilaku kesehatan yang lain.
Di Indonesia istilah “perilaku kesehatan” sudah lama dikenal dalam 15 tahun
akhir-akhir ini konsep-konsep di bidang perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan ini sedang berkembang dengan pesatnya. Khususnya, di bidang antropogi
medis dan kesehatan masyarakat. Haruslah dicatat bahwa istilah perilaku
kesehatan dapat menimbulkan beberapa kesimpangsiuran. Istilah ini dapat
memberikan pengertian bahwa kami hanya berbicara mengenai perilaku yang secara
sengaja dilakukan dalam kaitannya dengan kesehatan. Kenyataannya banyak sekali
perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, bahkan seandainya seseorang tidak
mengetahuinya atau melakukannya dengan alas an yang sama sekali berbeda.
Sebagai contoh, seseorang mungkin melakukan olahraga hanya untuk mengadakan
hubungan social, bukan untuk menjaga kesehatan. Atau gosok gigi karena
kebiasaan bukan karena alasan kesehatan.
F. STATUS KESEHATAN
F. STATUS KESEHATAN
Status
kesehatan adalah keadaan kesehatan pada waktu tertentu. Karena itu, status
kesehatan tidak sama dengan perilaku kesehatan. Bagaimanapun, menurut Cochman,
persepsi seseorang terhadap status atau persepsi peningkatan, kesembuhan atau
perubahan lain pada status kesehatan adalah perilaku kesehatan.
G. FAKTOR RESIKO DAN FAKTOR PROTEKTIF
Faktor Resiko
Dalam bidang kesehatan, konsep factor resiko (dan perilaku beresiko, kelompok
beresiko) merupakan konsep kunci dalam penelitian, peningkatan teori serta
pencegahan dan promosi kesehatan. Dulu, penggunaan konsep resiko merupakan
biomedis yang memantulkan perhatian akan hasil yang merugikan yang berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas. Sebagai contoh, hipertensi dan kolesterol
berserum tinggi merupakan factor resiko bagi penyakit kardiovaskuler.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi kesehatan fokus pada
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak
mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik,
dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain
memperbaiki pola makannya. Maupun kesehatan mental remaja. Remaja yang salah penyesuaian
dirinya terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tidak realistis, bahkan
cenderung melarikan diri dari tanggung jawabnya. Perilaku mengalihkan masalah
yang dihadapi dengan mengkonsumsi minuman beralkohol banyak dilakukan oleh
kelompok remaja, bahkan sampai mencapai tingkat ketergantungan penyalahgunaan
obat terlarang dan zat adiktif.
Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama masa remaja
tidak selalu dapat tertangani secara baik. Oleh karena itu ada perlunya
pengawasan dari orang tua serta bimbingan dan dorongan untuk memikul tanggung
jawab, mengambil keputusan, dan merencanakan masa depannya. Namun, proses
pemahaman ini tidak terjadi secara cepat, perlu kesabaran dan ketulusan
orangtua di dalam membimbing dan mengarahkan anak remajanya. Menurut pakar Psikologi strategi
menghormati kecenderungannya untuk bebas merdeka tanpa mengabaikan perhatian
orangtua kepada mereka. Strategi ini selain dapat menciptakan iklim kepercayaan
antara orangtua dan anak, dapat juga mengajarkan adaptasi atau penyesuaian diri
yang sehat pada remaja. Hal ini sangat membantu perkembangan, kematangan, dan
keseimbangan jiwa remaja.
BB. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar