Senin, 27 April 2015

Istilah dan Petunjuk Pengkodean dalam menggunakan ICD

Istilah dan Petunjuk Pengkodean dalam menggunakan ICD

Pikesstikpan.blogspot.com- Istilah dan Petunjuk Pengkodean dalam menggunakan ICD
Pikesstikpan.blogspot.com- Istilah dan Petunjuk Pengkodean dalam menggunakan ICD

Berikut ulasan Istilah dan petunjuk yang digunakan dalam pengkodean ICD

A. Istilah Pengkodean

a. Istilah “inclusion” (termasuk)


Dalam pokok bahasan pada tiga atau empat karakter seringkali ditemukan sejumlah istilah diagnostik lain yang disebut sebagai “inclusion term” (artinya, kira-kira: termasuk) dimaksudkan sebagai tambahan diagnostik yang dapat diklasifikasikan kedalam kelompok yang bersangkutan.
Istilah pada “inclusion” dapat juga dipakai untuk kondisi yang berbeda atau sinonimnya (sesuai dengan catatan pada “inclusion”) yang bukan subklasifikasi kelompok tersebut. Digunakan sebagai pedoman rubrik.
 Contoh: A06 Amoebiasis includes infection due to Entamoeba hystolitica

b. Istilah “exclusion” (tak termasuk)

 Beberapa pokok bahasan tertentu berisi kondisi yang didahului dengan kata “exclusion”.
 Istilah ini menunjukkan kode di tempat lain, tidak di dalam kategori ini. Kode yang benar adalah yang diberi tanda dalam kurung yang mengikuti istilah itu.
 Contoh: A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin
 Excludes due to bacterial, protozoal, viral and other specified infectious agent ( A00 – A08)

c. Penjelasan kata istilah (Glossary)

Terdapat pada Bab V yaitu gangguan mental dan perilaku, menggunakan penjelasan glossary untuk menunjukkan isi rubrik ini. Hal ini digunakan karena terminologi gangguan mental sangat bervariasi, terutama perbedaan diantara negara, dari nama yang sama mungkin digunakan untuk menggambarkan kondisi yang agak berbeda. Glossary tidak dipergunakan untuk penggunaan membuat kode diagnosis, tetapi diperuntukkan sebagai petunjuk dokter klinik untuk mengisi rubrik.

d. Kode rangkap: Sistem Dagger (sangkur) dan Asteris (bintang)

Sistem kode rangkap dari kombinasi kode melalui tambahan tanda sangkur (†) dan tanda bintang (*) telah digunakan pada ICD-10. Jadi membolehkan penjelasan kondisi dalam istilah yang mendasari penyebab atau etiologi (†) dan manifestasi (*). Kode primer untuk penyakit yang mendasari penyebab ditandai dengan tanda sangkur (†). Kode untuk manifestasi ditandai dengan tanda bintang (*).
Prinsip dasar ICD adalah kode sangkur yaitu kode primer dan harus selalu digunakan untuk kondisi tunggal. Kode bintang tidak pernah digunakan sendirian.

Ada 83 kategori tanda bintang dalam ICD-10 yang mungkin digunakan dalam hubungannya dengan kode sangkur, tetapi tidak digunakan sendirian. Kategori bintang terdapat pada permulaan setiap bab, blok, dan rubrik yang sesuai.

e. Tanda kurung/ parentesis ( )

Tanda kurung digunakan dalam jilid 1 dalam empat cara:

1) Untuk menyertakan kata-kata tambahan, yang akan mengikuti istilah diagnostik tanpa mempengaruhi angka kode yang dirujuk oleh kata di luar kurung.
 Contoh : G 11.1 Early – onset cerebellar attaxia
 Friedrich’s attaxia (autosomal recessive)

2) Untuk menyertakan kode yang dimaksud dalam istilah “exclusion”
 Contoh: A04 Other bacterial intestinal infection
 Excludes: Foodborne intoxication, bacterial (A05.-)

3) Untuk menyertakan kode tiga karakter dari kategori dalam blok tertentu
 Contoh: Intestinal Infectious diseases (A00 – A09)

4) Untuk menyertakan kode sangkur dalam kategori bintang atau kode bintang dalam istilah sangkur
 Contoh: A02. 2 Localized salmonella infections
 Salmonella:
 Arthritis (M01.3*)

f. Kurung besar / square brackets [ ]

 Kurung besar digunakan:

1) Untuk menyertakan sinonim, kata-kata alternatif atau kalimat penjelasan.
 Contoh : A07.1 Giardiasis [lambiasis]

2) Untuk merujuk pada catatan
 Contoh: C21.8 Overlapping lesion of rectum, anus and anal canal
 [lihat note 5 pada halaman 182 pada ICD-10 Volume 1]

3) Untuk merujuk ke kelompok subdivisi karakter keempat yang dinyatakan sebelumnya.
 Contoh : F10.- Mental and behavioral disorders due to use of alkohol
 [lihat hal. 321-323 untuk subdivision pada ICD-10 Volume 1]

 g. Titik dua/ colon (:)

Titik dua digunakan dalam daftar istilah inclusion dan exclusion, jika kata yang mendahului tidak lengkap penetapan istilahnya dalam rubric.
 Contoh: A06.8 Amoebic infection of other sites
 Amoebic:
 • Appendicitis
 • Balantis† (N51. 2*)

 h. Brace { }

Tanda kurung besar digunakan dalam istilah inclusion dan exclusion untuk menunjukkan bahwa baik kata terdahulu maupun kata sesudahnya adalah istilah lengkap. Sembarang istilah dibelakang tanda kurung besar, seharusnya dikualifikasi oleh satu atau lebih istilah yang mengikutinya.
 Contoh : A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin
 Catarrh, enteric or intestinal
 • Colitis NOS
 • Enteritis haemorrhagic
 • Gastroenteritis septic

i. NOS (yang tak ditentukan)


NOS adalah singkatan dari “Not Otherwise Specified” artinya “tidak dispesifikasikan” atau ”tidak dikualifikasikan”
Pemberi kode sebaiknya berhati-hati untuk memberi kode suatu istilah tidak dikualifikasikan kalau informasi yang disediakan tidak begitu jelas.
 Contoh: A03.9 Shigellosis, unspesified
 Bacillary dysentery NOS

j. Not Elsewhere Classified

NEC adalah singkatan dari “Not Elsewhere Classified”
Apabila digunakan judul pada kategori tiga karakter, NEC merupakan sebagai peringatan bahwa beberapa jenis tertentu dari kondisi yang tercantum dalam rubrik tersebut, bisa saja tercantum pada klasifikasi lain.
 Contoh : K73 Chronic hepatitis, not elsewhere classified

k. Pemakaian “and” dalam judul

Pada ICD-10 “dan” berarti “dan/atau”
Contoh: S49.9 Unspecified injury of shoulder and upper arm
Berarti cedera yang tak dispesifikasikan dari bahu atau cidera lengan atas yang tak dispesifikasikan atau cidera yang tak dispesifikasikan dari bahu dan lengan atas.

l. Titik strip/ point dash (.-)

 Digunakan sebagai pengganti karakter keempat dari satu kategori, titik strip (.-) menunjukkan pada pemberi kode bahwa ada satu karakter keempat dan sebaiknya dicari dalam kategori yang cocok pada daftar tabulasi.
 Contoh : A06 Amoebiasis
 Excludes other protozoal intestinal diseases (A07.-)

B. Petunjuk Dasar Pengkodean

Sebelum melaksanakan pengkodean, pelaksana kode harus memahami terlebih dahulu prinsip klasifikasi dan pengkodean serta pernah mendapat latihan praktis. Berikut petunjuk sederhana dalam pengkodean:

a. Identifikasi tipe pernyataan yang akan dikode dan buka volume 3 alfabetikal indeks (kamus)Bila pernyataan adalah penyakit atau cidera atau kondisi lain yang terdapat pada Bab I – XXI vol. 1, lihat section I pada Index – vol. 3. Bila pernyataan adalah penyebab luar = external cause dari cedera atau kejadian lain yang terdapat pada Bab XX – vol. 1, lihat section II pada Index- vol. 3.

b. Lihat lead term. Untuk penyakit dan cidera : biasanya merupakan kata benda untuk kondisi patologis. Walaupun begitu, beberapa kondisi dikondisikan sebagai kata sifat (adjectives) atau eponym (menggunakan nama penemu) yang terdapat dalam indeks sebagai lead term.

c. Baca seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul dibawah term.

d. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung ”( )” sesudah lead term (kata tanda dalam kurung = modifier, itu tidak mempengaruhi nomor kode). Istilah lainnya yang dibawah lead term (dengan tanda minus = idem = indent) dapat mempengaruhi nomor kode, sehingga semua kata-kata diagnostik diperhitungkan).

e. Ikuti secara hati-hati setiap tunjuk silang (cross-references) dan lihat ”see” dan ”see also” yang terdapat dalam indeks.

f. Lihat tabulasi list ( vol. 1) untuk melihat nomor kode yang paling tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi keempat yang berarti bahwa isian untuk kode keempat itu adalah dalam volume 1 dan merupakan posisi karakter tambahan yang tidak ada dalam indeks (volume 3)

g. Ikuti pedoman ”inclusion” atau ”exclusion” pada kode yang dipilih atau dibagian bawah suatu bab (chapter), blok atau judul kategori.

h. Cantumkan kode yang dipilih.

 (Depkes RI,1999)
Download artikel ini dalam versi PDF
Download artikel ini dalam versi Docx
Kunjungi juga : 
,

Tidak ada komentar: