Beberapa hal yang perlu di ketahui sebelum mengkoding penyakit
Pendahuluan
ICD 10 CM |
Seorang pengkoder
dibutuhkan keahlian dan wawasan dalam pengkodean penyakit,kesalahan
pengkodean harus bisa dicegah seminimal mungkin selain karena dapat menyebabkan
kerugian pada instansi rumah sakit,juga karena akibat dari kesalahan pengkodean
dapat menyebabkan kerugian bagi pasien dan petugas medis yang terkait.Dalam
artikel ini akan di jabarkan dasar-dasar menguasai koding yaitu sebagai berikut
:
1. Dasar dan Syarat UMUM tata cara mengkoding penyakit :
1.1 Memahami Penggunaan ICD 10
Seorang koder tak akan terlepas dari
namanya ICD dimana ICD akan menjadi
sahabat dekat sang koder dalam melakukan tugasnya,selain memahami penggunaan
ICD seorang koder juga harus mengikuti perkembangan ICD dari hari kehari,karena ICD terus berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran.
1.2 Kualifikasi Pendidikan
Seorang koder minimal D3 Rekam
Medis,jikalau sebuah instansi kekurangan tenaga kualifikasi rekam medis,maka alternatife
harus dari kualifikasi pendidikan kesehatan yang memiliki pengalaman koding,dan
pernah terlibat dalam pelatihan resmi koding dan penggunaan ICD.
1.3 Wawasaan Terminologi Medis.
Seorang koder tentu terlibat dengan berbagai
istilah penyakit yang ada pada berkas rekam medis,akurasi diagnosa seorang
dokter akan lebih valid bila seorang koder mampu mentranformasinya ke kode yang
sesuai ,jadi seorang koder setidaknya harus memiliki wawasan terminology medis
dan terminology penyakit.
2. Syarat Khusus tata cara mengkoding penyakit :
1. Pemahaman Struktur ICD 10 yang terdiri dari ICD
10 Volume 1 dan Volume 3 dan menguasai guideline dari ICD 10 Volume 2.
2.
Memahami runtutan cara mencari kode penyakit
yang di perlukan .
2.1
Baca dan pelajari isi buku manual/pedoman koding
ICD10 volume 2 : dimana dalam volume 2 terdapat petunjuk penggunaan ICD 10 vol
1 dan 3.
2.2
Dalam ICD 10 vol 2 terdapat penjelasan ICD 10
Volume 1 atau tabular list antara lain :
a.
Istilah Inklusi ( how to use inclusion terms )
b.
Istilah Eksklusi ( how to use exclusion terms )
c.
Glosari Deskripsi ( how to use Glossary
Descriptions)
d.
Konvensi kode petunjuk spesifik kode/kode dagger
dan asterisk ( how to use the “dagger (†)
dan asterisk (*)) kode ini disebut two code for certain conditions
e.
Pilihan Lain untuk kode tambahan ( how to use
other optional dual coding ) dimana kode-kode tambahan selain asterisk dan
dagger digunakan pada bab-bab khusus.
f.
Kode dalam kurung ( ) ( how to use Parentheses )
g.
Kode tanda kurung persegi [] ( how to use square
brackets )
h.
Penggunaan kolon “:” /titik 2 ( how to use colon
) colon ini untuk memperjelas sebuah
istilah yang membutuhkan kata tambahan
yang digunakan untuk melengkapi istilah tersebut ,apakah termaksud atau tidak
termaksud sehingga dengan tambahan kata lain yang merujuk ke istilah ,maka
istilah yang di dapat itu bisa lebih
spesifik sesuai diagnose ,misalnya kode
k36 tentang appenditics : maka ada petunjuk other appenditics dengan di
bawahnya terdapat daftar kata/istilah tambahan – cronic appenditics – recurrent
appenditics.
i.
Kode kurawal “}” ( how to use brace } ).
j.
NEC / Not Other Classified ( how to use NEC )
k.
NOS /Not Otherwise Spesified ( how to use NOS)
l.
DaN / “AND” ( how to use AND in Title )
m.
Poin Dash “-“ ( how to use Point Dash )
n.
Kode batasan untuk jenis kelamin ( How to use
categories limited one sex )
o.
Kategori
kode Squel ( how to use sequelae
categories )
p.
How to use postprocedural disorders
2.3
Cara pengunaan ICD 10 Volume 3 ( how to use icd
10 volume 3 or Alphabetical Index )
a.
Cara menggunakan Struktur ( how to use structure
)
b.
Cara menggunakan kode number ( how to use code
numbers)
c.
Cara menggunakan istilah konvensi ( how to use
conventions )
d.
Cara menggunakan tanda kurung ( sama dengan icd
10 volume 1)
e.
Cara menggunakan NEC ( how to use NEC )
f.
Cara menggunakan rujukan silang ( how to use cross-references )
2.4
Dasar Paduan Koding.
Aturan dan tata cara kode mortalitas dan
morbiditas ( mortality and morbidity coding )
Wawasan penentuan Lead Term ,seorang koder harus
memahami lead term setiap istilah penyakit.
Kontrol setiap pengkodean apakah sudah sesuai
dengan diagnose,yang tentunya seorang koder tidak melewatkan semua petunjuk
yang ada pada point 2 di atas.
kunjungi juga artikel : Istilah Petunjuk pengkodean ICD
Sumber :
-
who ICD 10 2005
-
Buku Panduan Penentuan kode penyakit penyebab
kematian menurut icd 10 ,Depkes ,WHO , juni 2008
-
ICD 10 Volume 2,Intruction Manual ,WHO 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar